Sajak ini saya buat sudah lama,kali ini saya munculkan untuk mengenang kekasihku yang dulu
MENEMBUS BATAS
Geliat atas sebuah elegi
Sebetulnya aku marah
Tapi sepatu itu berbicara
Bukan bertanya
Hanya berkata
Jujur aku rindu
Ingin kubuang itu
Saat menjalar jauh lagi
Mata hatiku menggelap
Aku tergelak oleh potretmu
SEPERTI TISUE
Saat pandangan kabur
Semua berpangkat seperti juragan
Sebuah yurispudensi sosial
mengelak akan kematian
Kau sangat halus bersetubuhkan
Terpeka oleh cinta
Seperti putih padahal berendus
Bukan itu yang ku mau
Hanya ihlas yang kupertaruhkan
Dan jiwa ini mati sia-sia
Tertunggu lama-lama
BERGERAK MAJU-MUNDUR
Keringkan saja sayang
Sendiri berselimut saja
Aku bergelimangkan
Saat semua memakan
Aku berkata sayang
Kadang bicara benci
Huuft..ini semua sinkronisasi
Berkarat sudah jantung ini
Berotakan dirimu
Terbodohi munafik
Semua hanya kamu sepertinya
Jagoan sekali dirimu
Aku terpecundangi
DARI LAGU #1
Huru-hara disana-sini
Menjadi idola dikawula muda
Berartikan harapan #1
Tapi terlalu banyak tanda tanya
Dan aku pun bertanya jawab
Terhimpit ejakulasi otak
Tapi cuma kamu yang bisa
MENGARTIKAN SIMULASI
Berkesinambungan membawa awan
Hikayat melambungkan emosi
Rusuh sambil menari
Wajahmu pun terbayang
Serasa ada di leherku
Menempel bagaikan meniup
Terimakasih sudah menyayat
Karena itu aku bertegar
Kau tertungguku
SEPERTI KELAPA JATUH
Jangan bicara
Jangan bersuara
Jangan menghela
Jangan bekerja
Jangan menangis
Jangan mengartikan
Jangan tersentak
Hanya rasakan deru ketakutan kita
TAK PENTING UNTUKKU SEKARANG
Terhina
Salahku sendiri
Tapi kau seperti menggertak
Puisi palsu semua
Kerah terkerut
Tersakiti lagi
Untuk apa kulihat lagi
Terkarukan semua
Persetan semua
TERIKHLASKAN
Sempurna semua
Walau aku tak menddapat
Seperti rela saja
Mungkin harus seperti itu
Sampai jumpa di hati lain
Kau & dia mencocoklah
Jangan lupa berbahagia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar